Selasa, 16 Desember 2008
Jaga perasaan
Dalam pergaulan sehari-hari, memenej atitude kadang di sepelekan. Ego selalu lebih dulu menguasai kita, padahal kita sendiri tidak mau di lukai soal perasaan. Menjaga perasaan seseorang memanglah berat, terlebih jika kita tidak mengetahui karakterik yang menjadi obyek. Tapi ada satu solusi yang mungkin bisa menjadi awal dari menjaga perasaan yakni belajarlah menerima segala sesuatu baik atau buruk dengan hati yang lapang, rendah hati dan belajarlah menghargai. Hal ini tidaklah mudah tetapi dengan belajar menerima apa adanya akan membuat kita selalu puas dan penuh sukacita.
Senin, 15 Desember 2008
Damai di bumi
Tak lama lagi umat Kristiani akan merayakan Natal. Ada banyak hal yang dipersiapkan termasuk hal-hal yang serba baru mulai dari pakaian sampai rumah baru, yang pasti akan menjadi hal yang akan di hadapi menyongson perayaan Natal. Hal ini bukannya tidak boleh, justru akan lebih terasa Natalnya. Namun sebaiknya mari rayakan Natal dengan kesederhanaan, dan mari damaikan bumi ini. Damai di bumi damai di hati.
Kamis, 13 November 2008
Cuma dongeng
Ini adalah sedikit dari cerita dongeng yang sempat ada dikalangan anak-anak dimasa penulis merupakan bagian dari era dimana media yang ada belum sekomplit yang ada sekarang ini.
Tulisan ini ditulis berdasarkan cerita lisan dari orang-orang tua yang kebetulan tahu mengenai cerita ini, dan diceritakan dengan gaya bahasa dari penulis. Yang kononnya merupakan cerita yang dituturkan turun temurun disetiap generasi.
Karena ceritanya cukup menarik maka penulis menambahkan dalam karya tulis ini , yang antaranya :
1.Oh manisnya air ini.
Cerita ini menceritakan tentang asal muasal salah Satu minuman tradisional dari pohon aren “Saguer atau Upe”
2.Kelompingan .
Kisah ini adalah kisah dimana ada seorang yang jahat yang suka memakan anak kemudian pada akhirnya memakan anaknya sendiri. Cerita ini bertujuan untuk menakuti anak pada waktu itu supaya tidak “pontar” = suka jalan sesuka hati.
3. Lombangan.
Menceritakan kisah seorang anak yang kuat makan, yang karena dianggap merugikan, orang tuanya bermaksud untuk membunuh anak itu yang akhirnya membawa berkat buat keluarganya.
Semoga cerita ini bisa membawa suasana baru, dan kita bisa menarik atau mengambil hikmah dari cerita ini sekaligus menghibur.
OH …..MANISNYA AIR INI ?
JENIS : CERITA RAKYAT
KARYA : NOVI R, atas dasar cerita lisan Samuel Assa
Adalah suatu kisah yang pernah terjadi di tanah Minahasa sebuah peristiwa yang kononnya merupakan asal muasal kenapa nirah itu disebut “UPEH” atau saguer.
Ceritanya begini, dahulu kala dimana tanah Minahasa masih merupakan hutan belantara hiduplah satu populasi manusia yang ingin meningkatkan taraf hidupnya. Sebagai solusi mereka ingin membuat suatu kampung yang mereka ingin jadikan tanah harapan, tanah yang bisa mewujudkan segala iming-iming mereka yang sangatlah mereka dambakan yaitu hidup rukun dan makmur.
Suatu peristiwa terjadi takkala mereka membuka hutan yang masuh perawan itu. Yang sebelumnya belum pernah terjamah tangan manusia. Mereka menebang pohon satu demi satu, satu, dua, tiga pohonpun jatuh saling menimpah sehinggga menimbulkan suatu irama musik yang acak layaknya petikan gitar musik trash rock yang lumayan indah. Setelah satu-persatu kayu-kayu itu jatuh bergelimpangan, sudah barang tentu tidak di biarkan begitu saja , kayu-kayu itu di bersihkan dan disandarkan pada pohon-pohon yang belum ditebas dengan maksud agar supaya pohon-pohon yang baru ditebang itu cepat kering dan bisa dijadikan sebagai bahan bakar, dan diantara pohon itu yang dijadikan tempat sandaran itu terdapat satu pohon “NA’KEL”(pohon nirah), yang tanpa di sengaja setiap kali kayu-kayu itu disandarkan membentur dan memukul keras batang/tangkai buah pohon aren itu. Dan hari demi hari peristiwa semacam ini terjadi berulang-ulang, yang berlangsung selama beberapa minggu berturut-turut.
Sudah diketahui dengan pasti di hutan hidup berbagai macam species binatang , dimana suatu saat salah satu species yang hidup dihutan ini adalah tikus, binatang pengerat yang satu ekor diantaranya waktu itu dalam kondisi lapar dan si tikuspun keluar dari sarangnya hendak mencari sesuatu yang bisa dijadikan santapan malamnya, yang mungkin saking laparnya tikus ini tak pelak lagi ia langsung menggigit tangkai buah na’kel itu, dalam sekejap itupun keluarlah tetesan air yang berwarnah putih berbuih (saguer) . Dan malam telah berganti siang ketika kokok ayam jantaan itu memecah kebisingan pagi buta . Orang-orang yang capai itu , setelah beristirahat semalaman lamanya bangun dari tidur dan mimpinya yang indah, bergegas dan bersiap lagi unutk melakukan kegiatan sehari-harinya.
Hari itu matahari bersinar cerah tak berawan sehingga bisa cahayanya menembus langsung ke bumi tanpa terhalangi. Cahayanya itu menimpulkan panas yang menyengat kulit membakar sekujur tubuh yang basah akan keringat, yang konsekwensinya juga orang itupun cepat letih dan menciptakan keinginan beristirahat untuk melepaskan rasa penatnya. Ia merebahkan tubuhnya diatas tanah yang berumput indah tepat dibawah pohon na’kel itu, yang mana dimalam yang baru lalu telah terjadi peristiwa kecill sehingga na’kel itu meneteskan air putih berbuih. Tanpa disadari ketika sedang lelapnya ia beristirahat ,dari atas pohon itu menetes sedikit demi sedikit air dan jatuh persis di mulutnya, karena pada dasarnya mempunyai alat rasa yang sensitive maka berfungsilah salah satu indera itu ditambah rasa ingin tahu yang besar maka sekali,lagi ia mencicipinya.
“oh… ka numanan rano ya’ai, rano sapa se tana’ai, ehm… numanam keli” guman orang itu.
Karena saking gembiranya orang itu maka dengan secepat kijang ia melesat lari mendapatkan rekan-rekannya. Dengan dialeg Tontemboan ia mengeluarkan kata-kata “ E… karapi kumi’it mai kerapiku, epe’en nange rano mati’is aniyo, mayo epe’en ke miyo..!’.
Dan hari demi haripun berlalu, setiap orang yang lewat disitu, bila ingin mencoba mereka selalu berkata, ‘ Me’pe ke tare…” dari peristiwa itupun berlanjut dan terjadi berulang-ulang. Yang pada akhirnya air nirah itu dipendekkan penyebutannya menjadi “ Upeh “ yang berasal dari kata “Me’pe’ yang artinya coba.
LOMBANGAN
Cerita oleh Novi R, ditulis berdasarkan cerita lisan dari Semuel Assa.
Adalah suatu peristiwa yang terjadi diwaktu yang telah silam, konon hiduplah sebuah keluarga miskin yang tinggal dihutan yang ada ditanah Tompakewa ini.
Adapun peristiwa ini, yang mana keluarga yang dimaksud mempunyai seorang anak yang baru berusia kurang lebih tujuh tahunan, dan diketahui anak ini sangatlah rakus dan banyak makannya. Sehinga membuat kedua orang tuanya pusing tak kepalang tanggung dibuatnya. Mana lagi hidup mereka dalam belenggu kemiskinan bak hidup dalam neraka layaknya, seperti sudah jatuh ketimpa tangga lagi, tapi begitulah adanya.
Bila tiba waktunya makan dibenak kedua orang tuanya selalu ada kata tanya ‘ Kebagiankah kita nanti ? ‘, itulah yang selalu dan selalu menghantui langkah hidup mereka. Sehingga persediaan makanan itupun lama-kelamaan semakin menipis, bersamaan dengan bergulirnya waktu semua sisa persediaan makanan itupun habis, semua itu menjadi santapan anak mereka.
Suatu saat timbul niat orang tuanya untuk melenyapkan anak tersebut dimuka bumi ini. Pikir-pikir memang sebuah rencana yang terkutuk… ia ngak ?.
Kedua orang itu berkeyakinan bila si Lombangan (anak mereka ) itu mati, maka mereka tidak akan susah lagi dibuat Lombangan. Itulah keyakinan merekan.
Setelah rencana itu sudah dipersiapkan, dipikirkan dengan matangnya kedua orang itupun tidur. Setelah bunyi kokok ayam jantan bersahutan menandakan hari telah siang ,dan tak biasanya orang tua Lombangan menyiapkan makanan yang banyak ,tapi kali ini segala yang lezat-lezat disiapkan ibunya dan semuanya khusus di buat hanya untuk Lombangan seorang.
Segala sesuatu telah siap maka berangkatlah mereka bertiga kehutan yang rutinnya mereka kerjakan setiap hari,dan setelah melalui semak belukar sampailah mereka disebuah lembah dimana tempat yang telah direncanakan . Lombangan di panggil orang tuanya pergi kesebuah lembah yang jauhnya diarah atasnya mereka telah siapkan sebuah batu yang sangatlah besar.
“Lombangan tinggallah kau sebentar disini yah….?”, suara orang tuanya. Lombangan menuruti perintah orang tuanya.
“Kau makanlah makanan ini ayah dan ibu tak akan lama !”.
Dengan segala senang hati Lombangan menganggukkan kepalanya tanda setuju. Dalam benak Lombangan “ mimpi apa aku semalam hari ini ibu baik sekali membuatkan makanan yang banyak dan lezat begini “.
Dan berangkatlah kedua orang tua itu keatas dimana batu itu disisapkan .Dengan ekstra tenaga mereka mendorong batu itu kebawah, dan menimpa si Lombangan yang lagi membuat pesta kecil-kecilan itu.
Batu itu telah menimpa tubuh Lombangan, dan hati kedua orang tua itu tak terlukiskan gembiranya seakan baru lepas dari kekangan dan belenggu, yang selama ini menjadi momok dalam kehidupan mereka. Dengan perasaan sukacita merekapun pulang ke rumah.
Siang telah berganti malam, dan begitu capeknya kedua orang itu merekapun terlelap. Disaat waktu telah larut tiba-tiba mereka dikejutkan dengan ketukan pintu,
“Ma, siapa gerengan itu? , buka suara si ayah
“Ibupun menjawab tak tahulah !”
Keduanya penasaran, dan pintupun dibuka. Betapa kagetnya kedua orang ini , melihat kemustahilan yang baru mereka saksikan. Sambil menangis Lombangan pun berkata “Ma……Pa…… kenapa sih Lombangan mau dibunuh , apa salah saya ?
Kepala kedua orang tua itu tertunduk ,tanda penyesalan.Tak kuasa mereka menjawab pertanyaan itu, hanya ada penyesalan akan apa yang baru mereka lakukan .
Dari keheningan itu kita belum mengetahui bagaimana kira-kira sehingga Lombangan bisa lepas dari maut itu, nah timbullah pertanyaan bagaimana ya ?
Ceritanya begini,
Ternyata batu yang digilingkan itu,yang dikira telah menimpa Lombangan tidaklah menimpanya akan tetapi malahan ia menangkap batu itu yang kemudian dilemparkannya kearah selatan mata angin yang kemudian tetancap ketanah sehingga membuat sebuah lubang yang menyerupai goa (yang sekarang ini goa itu bisa kita lihat di lokasi perkebunan yang namanya PARARANGEN yang artinya didaki, dan tempat ini juga merupakan tempat wisata yang menarik dimana tidak jauh dari tempat ittu ada sebuah bahkan lebih air terjun yang tinggi . Yang merupakan salah satu obyek wisata dari Sulawesi Utara/Pancuran Sembilan).
Dan akhirnya, si Lombangan diterima kembali dalam keluarga itu dan iapun tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda yang perkasa, kuat dan tampan. Dan dengan kekuatannya itu yang supranatural ia membantu kedua orang tuanya untuk berkebun dan alhasil mereka menjadi orang yang kaya raya, yang berkelimpahan dan semua kebutuhan hidup selalu terpenuhi.
KELOMPINGAN
Cerita ini diceritakan lisan oleh Mintje Lolowang
Dahulu kala dimana kehidupan masih bersifat kanibalisme. hiduplah manusia yang perawakan besar dan menakutkan rupanya. Orang itu bernama “MAMUIS”, dan ia mempunyai seorang anak laki-laki dengan nama “KELOMPINGAN” Mamuis ini gemar sekali memakan daging anak-anak. Telah banyak anak-anak- yang jadi santapannya, dan telah banyak pula yang ia tampung didalam kurungannnya.
Seperti biasanya Mamuis keluar hutan menelusuri kampung demi kampung mencari anak yang bisa dimakan. Sebelum ia berangkat ia berpesan pada Kelompingan “Pangeren nange esa toyaan angkurungan wo siwong, oka kalupa’angmu, ta’aneyen sama…..? Dan Kelompingan menjawab ”en pak ema’anokaku ,pokoknya numanam keli sasiwongku ”.
Maka berangkatlah bapaknya itu melakukan rutinitas sehari-harinya. Tentulah sebagai anak yang baik dan dengar-dengaran si Kelompingan melaksanakan apa yang telah didelegasikan kepadanya.
Ketika kebingungan memilih satu diantara mereka yang akan dimasak , dengan tiba-tiba seorang dari mereka berkata “ Hai….. pilihlah sendiri didalam , jangan dari luar saja , carilah yang paling gemuk diantara kami “.
Dan dibukanyalah pintu kurungan itu, setelah pintu dibuka dan ia telah didalam kurungan. Dengan tidak diduga-duga Kelompingan, anak-anak yang dalam kurungan itu langsung menyerbu dan mencingcang tubuh kelompingan . Nah matilah si kelompingan. Dimasaknyalah si Kelompingan dan setelah makanan itu matang, tak lama kemudian datanglah si Mamuis, ia langsung melahap makanan yang di kiranya adalah masakan kelompingan.
“Ah……..lezat sekali, kelompingan memang mengerti akan seleraku , guman Mamuis.
Sementara dengan lahapnya ia maka terdengarlah suara koor anak-anak dengan menyanyi, “sera-seraan nange sikelompingan niyou kele oka niyou cincin ni kelompingan”. Berulang-ulang kali mereka menyanyikannya. Hingga timbulah perasaan yang tidak enak dalam benaknya.
Apakah makanan yang kumakan ini adalah anakku ? Ternyata benar, tanpa disengaja ia menyendok makanan itu dan mendapatkan sebuah cincin yang begitu ia kenal pemiliknya, cincin itu milik Kelompingan.
Betapa marahnya Mamuis dan iapun mencari dan mengejar anak-anak itu, tapi walaupun segala kekuatannya ia kerahkan anak-anak itu tidak terkejar hanya suara nyanyian yang sama, yang ia dengar dari kejauhan. Kembalilah Mamuis ketempatnya ia menangis dan menyesal . Sejak saat itu ia tidak lagi mecari anak-anak untuk dimakan. Dan untuk menebus rasa sesalnya ia sudah tidak mau makan lagi . Dan lama kelamaanpun ia menjadi kurus dan tidak terurus, lalu matilah Mamuis dengan segala penyesalannya.
Tulisan ini ditulis berdasarkan cerita lisan dari orang-orang tua yang kebetulan tahu mengenai cerita ini, dan diceritakan dengan gaya bahasa dari penulis. Yang kononnya merupakan cerita yang dituturkan turun temurun disetiap generasi.
Karena ceritanya cukup menarik maka penulis menambahkan dalam karya tulis ini , yang antaranya :
1.Oh manisnya air ini.
Cerita ini menceritakan tentang asal muasal salah Satu minuman tradisional dari pohon aren “Saguer atau Upe”
2.Kelompingan .
Kisah ini adalah kisah dimana ada seorang yang jahat yang suka memakan anak kemudian pada akhirnya memakan anaknya sendiri. Cerita ini bertujuan untuk menakuti anak pada waktu itu supaya tidak “pontar” = suka jalan sesuka hati.
3. Lombangan.
Menceritakan kisah seorang anak yang kuat makan, yang karena dianggap merugikan, orang tuanya bermaksud untuk membunuh anak itu yang akhirnya membawa berkat buat keluarganya.
Semoga cerita ini bisa membawa suasana baru, dan kita bisa menarik atau mengambil hikmah dari cerita ini sekaligus menghibur.
OH …..MANISNYA AIR INI ?
JENIS : CERITA RAKYAT
KARYA : NOVI R, atas dasar cerita lisan Samuel Assa
Adalah suatu kisah yang pernah terjadi di tanah Minahasa sebuah peristiwa yang kononnya merupakan asal muasal kenapa nirah itu disebut “UPEH” atau saguer.
Ceritanya begini, dahulu kala dimana tanah Minahasa masih merupakan hutan belantara hiduplah satu populasi manusia yang ingin meningkatkan taraf hidupnya. Sebagai solusi mereka ingin membuat suatu kampung yang mereka ingin jadikan tanah harapan, tanah yang bisa mewujudkan segala iming-iming mereka yang sangatlah mereka dambakan yaitu hidup rukun dan makmur.
Suatu peristiwa terjadi takkala mereka membuka hutan yang masuh perawan itu. Yang sebelumnya belum pernah terjamah tangan manusia. Mereka menebang pohon satu demi satu, satu, dua, tiga pohonpun jatuh saling menimpah sehinggga menimbulkan suatu irama musik yang acak layaknya petikan gitar musik trash rock yang lumayan indah. Setelah satu-persatu kayu-kayu itu jatuh bergelimpangan, sudah barang tentu tidak di biarkan begitu saja , kayu-kayu itu di bersihkan dan disandarkan pada pohon-pohon yang belum ditebas dengan maksud agar supaya pohon-pohon yang baru ditebang itu cepat kering dan bisa dijadikan sebagai bahan bakar, dan diantara pohon itu yang dijadikan tempat sandaran itu terdapat satu pohon “NA’KEL”(pohon nirah), yang tanpa di sengaja setiap kali kayu-kayu itu disandarkan membentur dan memukul keras batang/tangkai buah pohon aren itu. Dan hari demi hari peristiwa semacam ini terjadi berulang-ulang, yang berlangsung selama beberapa minggu berturut-turut.
Sudah diketahui dengan pasti di hutan hidup berbagai macam species binatang , dimana suatu saat salah satu species yang hidup dihutan ini adalah tikus, binatang pengerat yang satu ekor diantaranya waktu itu dalam kondisi lapar dan si tikuspun keluar dari sarangnya hendak mencari sesuatu yang bisa dijadikan santapan malamnya, yang mungkin saking laparnya tikus ini tak pelak lagi ia langsung menggigit tangkai buah na’kel itu, dalam sekejap itupun keluarlah tetesan air yang berwarnah putih berbuih (saguer) . Dan malam telah berganti siang ketika kokok ayam jantaan itu memecah kebisingan pagi buta . Orang-orang yang capai itu , setelah beristirahat semalaman lamanya bangun dari tidur dan mimpinya yang indah, bergegas dan bersiap lagi unutk melakukan kegiatan sehari-harinya.
Hari itu matahari bersinar cerah tak berawan sehingga bisa cahayanya menembus langsung ke bumi tanpa terhalangi. Cahayanya itu menimpulkan panas yang menyengat kulit membakar sekujur tubuh yang basah akan keringat, yang konsekwensinya juga orang itupun cepat letih dan menciptakan keinginan beristirahat untuk melepaskan rasa penatnya. Ia merebahkan tubuhnya diatas tanah yang berumput indah tepat dibawah pohon na’kel itu, yang mana dimalam yang baru lalu telah terjadi peristiwa kecill sehingga na’kel itu meneteskan air putih berbuih. Tanpa disadari ketika sedang lelapnya ia beristirahat ,dari atas pohon itu menetes sedikit demi sedikit air dan jatuh persis di mulutnya, karena pada dasarnya mempunyai alat rasa yang sensitive maka berfungsilah salah satu indera itu ditambah rasa ingin tahu yang besar maka sekali,lagi ia mencicipinya.
“oh… ka numanan rano ya’ai, rano sapa se tana’ai, ehm… numanam keli” guman orang itu.
Karena saking gembiranya orang itu maka dengan secepat kijang ia melesat lari mendapatkan rekan-rekannya. Dengan dialeg Tontemboan ia mengeluarkan kata-kata “ E… karapi kumi’it mai kerapiku, epe’en nange rano mati’is aniyo, mayo epe’en ke miyo..!’.
Dan hari demi haripun berlalu, setiap orang yang lewat disitu, bila ingin mencoba mereka selalu berkata, ‘ Me’pe ke tare…” dari peristiwa itupun berlanjut dan terjadi berulang-ulang. Yang pada akhirnya air nirah itu dipendekkan penyebutannya menjadi “ Upeh “ yang berasal dari kata “Me’pe’ yang artinya coba.
LOMBANGAN
Cerita oleh Novi R, ditulis berdasarkan cerita lisan dari Semuel Assa.
Adalah suatu peristiwa yang terjadi diwaktu yang telah silam, konon hiduplah sebuah keluarga miskin yang tinggal dihutan yang ada ditanah Tompakewa ini.
Adapun peristiwa ini, yang mana keluarga yang dimaksud mempunyai seorang anak yang baru berusia kurang lebih tujuh tahunan, dan diketahui anak ini sangatlah rakus dan banyak makannya. Sehinga membuat kedua orang tuanya pusing tak kepalang tanggung dibuatnya. Mana lagi hidup mereka dalam belenggu kemiskinan bak hidup dalam neraka layaknya, seperti sudah jatuh ketimpa tangga lagi, tapi begitulah adanya.
Bila tiba waktunya makan dibenak kedua orang tuanya selalu ada kata tanya ‘ Kebagiankah kita nanti ? ‘, itulah yang selalu dan selalu menghantui langkah hidup mereka. Sehingga persediaan makanan itupun lama-kelamaan semakin menipis, bersamaan dengan bergulirnya waktu semua sisa persediaan makanan itupun habis, semua itu menjadi santapan anak mereka.
Suatu saat timbul niat orang tuanya untuk melenyapkan anak tersebut dimuka bumi ini. Pikir-pikir memang sebuah rencana yang terkutuk… ia ngak ?.
Kedua orang itu berkeyakinan bila si Lombangan (anak mereka ) itu mati, maka mereka tidak akan susah lagi dibuat Lombangan. Itulah keyakinan merekan.
Setelah rencana itu sudah dipersiapkan, dipikirkan dengan matangnya kedua orang itupun tidur. Setelah bunyi kokok ayam jantan bersahutan menandakan hari telah siang ,dan tak biasanya orang tua Lombangan menyiapkan makanan yang banyak ,tapi kali ini segala yang lezat-lezat disiapkan ibunya dan semuanya khusus di buat hanya untuk Lombangan seorang.
Segala sesuatu telah siap maka berangkatlah mereka bertiga kehutan yang rutinnya mereka kerjakan setiap hari,dan setelah melalui semak belukar sampailah mereka disebuah lembah dimana tempat yang telah direncanakan . Lombangan di panggil orang tuanya pergi kesebuah lembah yang jauhnya diarah atasnya mereka telah siapkan sebuah batu yang sangatlah besar.
“Lombangan tinggallah kau sebentar disini yah….?”, suara orang tuanya. Lombangan menuruti perintah orang tuanya.
“Kau makanlah makanan ini ayah dan ibu tak akan lama !”.
Dengan segala senang hati Lombangan menganggukkan kepalanya tanda setuju. Dalam benak Lombangan “ mimpi apa aku semalam hari ini ibu baik sekali membuatkan makanan yang banyak dan lezat begini “.
Dan berangkatlah kedua orang tua itu keatas dimana batu itu disisapkan .Dengan ekstra tenaga mereka mendorong batu itu kebawah, dan menimpa si Lombangan yang lagi membuat pesta kecil-kecilan itu.
Batu itu telah menimpa tubuh Lombangan, dan hati kedua orang tua itu tak terlukiskan gembiranya seakan baru lepas dari kekangan dan belenggu, yang selama ini menjadi momok dalam kehidupan mereka. Dengan perasaan sukacita merekapun pulang ke rumah.
Siang telah berganti malam, dan begitu capeknya kedua orang itu merekapun terlelap. Disaat waktu telah larut tiba-tiba mereka dikejutkan dengan ketukan pintu,
“Ma, siapa gerengan itu? , buka suara si ayah
“Ibupun menjawab tak tahulah !”
Keduanya penasaran, dan pintupun dibuka. Betapa kagetnya kedua orang ini , melihat kemustahilan yang baru mereka saksikan. Sambil menangis Lombangan pun berkata “Ma……Pa…… kenapa sih Lombangan mau dibunuh , apa salah saya ?
Kepala kedua orang tua itu tertunduk ,tanda penyesalan.Tak kuasa mereka menjawab pertanyaan itu, hanya ada penyesalan akan apa yang baru mereka lakukan .
Dari keheningan itu kita belum mengetahui bagaimana kira-kira sehingga Lombangan bisa lepas dari maut itu, nah timbullah pertanyaan bagaimana ya ?
Ceritanya begini,
Ternyata batu yang digilingkan itu,yang dikira telah menimpa Lombangan tidaklah menimpanya akan tetapi malahan ia menangkap batu itu yang kemudian dilemparkannya kearah selatan mata angin yang kemudian tetancap ketanah sehingga membuat sebuah lubang yang menyerupai goa (yang sekarang ini goa itu bisa kita lihat di lokasi perkebunan yang namanya PARARANGEN yang artinya didaki, dan tempat ini juga merupakan tempat wisata yang menarik dimana tidak jauh dari tempat ittu ada sebuah bahkan lebih air terjun yang tinggi . Yang merupakan salah satu obyek wisata dari Sulawesi Utara/Pancuran Sembilan).
Dan akhirnya, si Lombangan diterima kembali dalam keluarga itu dan iapun tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda yang perkasa, kuat dan tampan. Dan dengan kekuatannya itu yang supranatural ia membantu kedua orang tuanya untuk berkebun dan alhasil mereka menjadi orang yang kaya raya, yang berkelimpahan dan semua kebutuhan hidup selalu terpenuhi.
KELOMPINGAN
Cerita ini diceritakan lisan oleh Mintje Lolowang
Dahulu kala dimana kehidupan masih bersifat kanibalisme. hiduplah manusia yang perawakan besar dan menakutkan rupanya. Orang itu bernama “MAMUIS”, dan ia mempunyai seorang anak laki-laki dengan nama “KELOMPINGAN” Mamuis ini gemar sekali memakan daging anak-anak. Telah banyak anak-anak- yang jadi santapannya, dan telah banyak pula yang ia tampung didalam kurungannnya.
Seperti biasanya Mamuis keluar hutan menelusuri kampung demi kampung mencari anak yang bisa dimakan. Sebelum ia berangkat ia berpesan pada Kelompingan “Pangeren nange esa toyaan angkurungan wo siwong, oka kalupa’angmu, ta’aneyen sama…..? Dan Kelompingan menjawab ”en pak ema’anokaku ,pokoknya numanam keli sasiwongku ”.
Maka berangkatlah bapaknya itu melakukan rutinitas sehari-harinya. Tentulah sebagai anak yang baik dan dengar-dengaran si Kelompingan melaksanakan apa yang telah didelegasikan kepadanya.
Ketika kebingungan memilih satu diantara mereka yang akan dimasak , dengan tiba-tiba seorang dari mereka berkata “ Hai….. pilihlah sendiri didalam , jangan dari luar saja , carilah yang paling gemuk diantara kami “.
Dan dibukanyalah pintu kurungan itu, setelah pintu dibuka dan ia telah didalam kurungan. Dengan tidak diduga-duga Kelompingan, anak-anak yang dalam kurungan itu langsung menyerbu dan mencingcang tubuh kelompingan . Nah matilah si kelompingan. Dimasaknyalah si Kelompingan dan setelah makanan itu matang, tak lama kemudian datanglah si Mamuis, ia langsung melahap makanan yang di kiranya adalah masakan kelompingan.
“Ah……..lezat sekali, kelompingan memang mengerti akan seleraku , guman Mamuis.
Sementara dengan lahapnya ia maka terdengarlah suara koor anak-anak dengan menyanyi, “sera-seraan nange sikelompingan niyou kele oka niyou cincin ni kelompingan”. Berulang-ulang kali mereka menyanyikannya. Hingga timbulah perasaan yang tidak enak dalam benaknya.
Apakah makanan yang kumakan ini adalah anakku ? Ternyata benar, tanpa disengaja ia menyendok makanan itu dan mendapatkan sebuah cincin yang begitu ia kenal pemiliknya, cincin itu milik Kelompingan.
Betapa marahnya Mamuis dan iapun mencari dan mengejar anak-anak itu, tapi walaupun segala kekuatannya ia kerahkan anak-anak itu tidak terkejar hanya suara nyanyian yang sama, yang ia dengar dari kejauhan. Kembalilah Mamuis ketempatnya ia menangis dan menyesal . Sejak saat itu ia tidak lagi mecari anak-anak untuk dimakan. Dan untuk menebus rasa sesalnya ia sudah tidak mau makan lagi . Dan lama kelamaanpun ia menjadi kurus dan tidak terurus, lalu matilah Mamuis dengan segala penyesalannya.
Rabu, 12 November 2008
Sebaiknya tidak
Melihat perkembangan sekarang pemenuhan akan kebutuhan, sudah serba ada tinggal uang saja yang kurang atau tidak ada. Tapi keinginan untuk mendapatkan terlalu besar, sehingga ada sebagian orang yang mau menghalalkan segala cara. Ini tidak hanya terjadi di kalangan bawah justru yang terbanyak dikalangan menengah keatas. Semua karena keinginan. Namun pada akhirnya bertumbangan di tangan yang berwenang. Maukah kita ? Sebaiknya tidak !
Senin, 10 November 2008
Monday
Monday ini cuma nama hari, tapi kenapa ya banyak orang membencinya ? I hit monday kata mereka. Padahal hari senin bukan mahluk jahat. Mungkin di hari untuk memulai aktivitas kita diperhadapkan dengan setumpuk pekerjaan ? Nah sebenarnya itu bisa di siasati. Pertama berdoa minta kekuatan dan perlindvngan pada YME, supaya kita dimampukan untuk melakukannya. Selanjutnya anggap itu sebuah kesenangan, bangkitkan semangat dan yakinkan kita pasti bisa. Dengan kita melakukan tahap2 itu pasti semua akan happy ending. Selamat mencoba.
Jumat, 31 Oktober 2008
Rekreasi pengusir kejenuhan
Hari-hari dengan rutinitas yang itu-itu saja. Kerap membuat stres dan tak bergairah. Terkadang juga selalu di dalam rumah bisa juga menimbulkan kebosanan. Rekreasi adalah alternatif pengusir kejenuhan, karena banyak orang menganggap rekreasi cuma membuang waktu, energi, dan uang. Padahal rekreasi itu penting dalam membina hubungan baik itu hubungan kekeluargaan, dengan pasangan hidup, pacar, pertemanan dan lainnya. Jadi jadikan rekreasi sebagai alat pemulih hubungan dan obat stres yang rendah efek samping.
Kamis, 30 Oktober 2008
Haruskah cinta di cintai ?
Cinta... Cinta itu indah, cinta itu semangat, cinta itu membuat kita bahagia tapi terkadang cinta itu tak jarang membuat kita sakit dan hancur. Cinta itu bisa menjadi sesuatu yang berarti jika kita menhargainya serta merawatnya sepenuh hati. Kehancuran cinta terjadi di karenakan kita hanya menggunakannya untuk suatu maksud tertentu, itu bisa karena harta, kedudukan, dan popularitas. Inilah yang menjadi awal dari sebuah kehancuran cinta. Kita bisa lihat tak sedikit yang kecewa karena cinta bahkan lebih fatal lagi mati karena cinta. Seharusnya cinta itu adalah sebuah solusi. Jadi agar kita tidak menjadi korban cinta, hargailah cinta dan paling utama cintailah CINTA.
Selasa, 28 Oktober 2008
Kekuatan Doa
Entah apa yang ada apa sebenarnya yang menimpa saya di minggu-minggu ini. Ada setumpuk masalah menerpa dengan beruntunnya. Ini semua cukup membuat pusing seribu keliling. Tapi ternyata sebesar apapun masalah, cuma butuh satu cara yang menjadi solusi, disamping usaha dan penanggulangannya. Cara itu adalah Berdoa, dimana doa mempunyai kekuatan yang luar biasa, asal dengan keyakinan yang kuat. Yang pada akhirnya bisa mengatasi masalah.
Jumat, 24 Oktober 2008
Menjaga setia
Kata setia gampang di ucapkan tapi mengaplikasikannya yang sulit. Dalam realita hidup tidak sedikit yang mengingkari setia. Tak heran kita acap kali mendengar kata selingkuh, dengan bahasa lain ada pria punya WIL atau ada wanita punya PIL, ini tidak bisa di sangkal. Hal ini muncul dikarenakan oleh banyak hal bisa saja karena alasan tren, tidak puas dengan pasangannya, keinginan berlebih, suka membanding-bandingkan misalnya ingin membandingkan pasangan dengan artis idola yang si pria mengidolakan Cinta Laura, Sandra dewi, Luna Maya, Rosa atau dengan yang lainya begitupun si wanita mempunyai idola seperti Afgan, Letto, Peterpan, Ribas, Slank, Raja atau Changcuter. Dan masih banyak faktor lain yang bisa saja karena faktor ekomomi. Dalam menjaga setia sebenarnya itu bukan alasan, karena dalam membina sebuah keluarga kita sudah tahu segala resiko dan untungnya. Sebagai solusi utama adalah dekatkan diri dengan Sang Pencipta, hadirkan Tuhan selalu dalam keluarga anda. Bina keharmonisan, saling mengatkan terlebih bangun rasa setia.
Kamis, 16 Oktober 2008
Hadapi krisis moneter
Memenuhi kebutuhan hidup setiap hari adalah sesuatu yang harus, tidak boleh tidak. Menghadapi krisis ekonomi global, kerja keras sangatlah dibutukan serta kemampuan untuk memenej proses keuangan. Yang menjadi masalah disini adalah mampukah kita mengelolahnya. Dalam hal ini sebenarnya ada banyak cara yang cukup efektif dalam menentukan skala prioritas. Hal yang paling masuk akal antaranya menekan pembelian yang tidak berhubungan dengan kebutuhan dasar hidup, contohnya kurangi acara jalan-jalan, kurangi shoping atau batasi acara belanjanya, beli bahan makanan di pasar tradisional, batasi kegiatan berburu koleksi dan masih banyak lagi cara yang lain. Mudah-mudahan dapat membantu dalam mengarungi keluarga kearah yang lebih baik
Selasa, 14 Oktober 2008
Kenapa orang mau bugil ?
Nah pertanyaan yang sulit di jawab. Popularitas salah satu hal yang membuat orang untuk berani bugil. Fenomena bugil ini sudah menjadi hal yang lumrah di dunia maya, walaupun protes disana-sini masih saja ada dan bisa kita temui dengan mudah. Mungkin cara itu pelaku berpikir dengan cara ini ia bisa dikenal banyak orang. Dan siapa tahu ada produser atau pencari bakat melihat dan tertarik untuk mengexpose dia. Itu mungkin hal lainya yang mendorong orang berani bugil. Namun pada akhirnya semua ini kembali pada kita untuk menilai fenomena ini.
Anak agresif
Seringkali kita atau orang lain jengkel dengan tingkah anak kita. Umpatan terkadang menjadi alat untuk mendidik anak, padahal justru sebaliknya anak justru tidak mengindahkannya. Kalimat semakin didengar anak konsekwensinya anak menjadi terbiasa dengat kalimat itu yang pd akhirnya menambah kosa-kata buruk pada si anak. Mungkin sebaiknya kita pelajari dulu kenapa anak kita terlalu agresif, baru kita melakukan tindakan lanjut dan lebih mendidik, dengan kita mengetahui perangai anak kita akan semakin mudah untuk membawa anak kita ke hal positif dan membelajarkan anak mana yang boleh dan tidak boleh. Selamat mencoba.
Hadapi masalah dengan baik
Tidak ada di dalam sebuah keluarga yang hidup tanpa masalah, justru dalam menjalankannya kerap kali kita di pertemukan dengan berbagai problema. Ada keluarga yang langsung dengan tanggap menyelesaikannya berbarengan dengan itu tidak sedikit yang tak mampu menghadapinya. Untuk menjalani keadaan yang seperti, pertama yang harus kita perbuat adalah berdoa minta pertolongan kepada Tuhan, setelah itu kita musyawarakan dengan kepala dingin, cari akar masalahnya. Kemudian apabila masih buntu minta bantuan kepada yang ahli. Tapi satu yang penting hadapi masalah dengan berpikiran positif.
Rabu, 08 Oktober 2008
Menularkan harmoni
Share acapkali muncul karena kita butuh sesuatu, itulah realita. Tapi saat orang lain butuh kita ogah untuk share. Padahal menularkan harmoni sangatlah baik, kenapa ? Di situ kita dapat menguji seberapa care kita kepada sesama. Juga itung-itung investasi kita nanti didunia akherat. Pikir-pikir tidak sulit untuk share, tinggal seberapa besar niat kita. Ok marilah kita belajar untuk menularkan harmoni.(novi rdei)
Keluargaku
Sebuah keluarga akan lengkap dan bernilai lebih apabila dilengkapi dengan saling mengasihi, ini adalah elemen yang sangat penting dalam menciptakan suatu keharmonisan dalam sebuah keluarga yang bahagia. Ingat ini sangatlah penting.(novi rdei)
Langganan:
Postingan (Atom)